Bupati menjelaskan bahwa Pemerintah Daerah telah mengalokasikan dana sekitar Rp7 miliar untuk kompensasi pengelolaan air di wilayah tersebut. Namun, upaya ini belum cukup. Beliau meminta dukungan KTNA Nasional untuk menyampaikan kebutuhan ini ke Kementerian Pertanian RI, agar dilakukan normalisasi sungai dan perbaikan infrastruktur irigasi.
Baca Juga:Wakil Bupati Subang Tutup Pendidikan Karakter Bela Negara dan Disiplin Gelombang Satu
“Jika permasalahan air di wilayah Lakbok bisa diselesaikan, maka petani bisa panen 2 hingga 3 kali setahun. Dalam waktu dekat, Ciamis sangat mungkin mencapai swasembada pangan,” lanjutnya.
Selain fokus pada padi, Bupati juga menyampaikan potensi Ciamis dalam komoditas lain seperti jagung, ikan, dan daging ternak. Saat ini, Ciamis merupakan salah satu daerah penyuplai daging terbesar kedua di Jawa Barat.
Di area expo, puluhan stan dari perwakilan kecamatan memamerkan produk unggulan, hasil olahan pertanian, inovasi teknologi tepat guna, hingga kreasi UMKM tani lokal. Expo ini menjadi ruang promosi, edukasi, dan jejaring antara petani, pelaku usaha, penyuluh, dan masyarakat umum.
Baca Juga:Tanda Tangani NPHD, Pemkab Sumedang Salurkan Bantuan Keuangan 2025 untuk Partai Politik
Adapun tema yang di usung dalam kegiatan ini adalah “Dengan Rembug Utama dan Expo KTNA Kita Tingkatkan Kemandirian untuk Mencapai Swasembada Pangan Melalui Pertanian yang Berkelanjutan.”
Menutup sambutannya, Bupati mengajak semua pihak menjaga kolaborasi lintas sektor: pemerintah, akademisi, swasta, dan masyarakat.
“Pertanian adalah pondasi utama kehidupan. Tanpa petani, kita tidak punya apa-apa. Karena itu mari kita bangun sektor pertanian yang lebih kuat, mandiri, dan membanggakan,” tutupnya.
Seusai membuka kegiatan tersebut, Bupati Ciamis beserta jajaran mrmyambangi stan-stan pameran pertanian dari semua Kecamatan.