Lebih lanjut, Diky menyampaikan, mudah- mudahan UPTD bisa ini di pihak ketigakan atau dikelola sendiri terserah.
“Yang jelas ini harus jadi tempat di mana kita punya jadwal per minggu misalnya tayangan film anu film anu yang permodalan tak cukup besar, tapi memang layak ditonton dan menjadi hiburan bagi masyarakat,”tutur Diky Chandra.
Baca Juga:Bupati Herdiat Sunarya Lepas 953 Mahasiswa Universitas Galuh Ciamis Ikuti Program KKN
Sementara itu, Pimpinan Pondok Pesantren Al Mukhtariyah, Bubung Nizar menjelaskan, hal yang mendasar adalah memberikan sebuah pemahaman terhadap Alumni, bahwa terkadang setelah mondok itu Alumni tidak terabaikan.
“Karena mungkin biasanya di Pondok, kesehariannya di Pondok tiba-tiba begitu keluar dengan suasana yang bebas dengan teman yang baru dan sebagainya akhirnya terkadang banyak Alumni yang lupa jati diri, lupa tentang apa yang telah diajarkan di Pesantren, sehingga tidak terkontrol,” ungkapnya.
“Maka saya kira, hal ini penting untuk disajikan terhadap para Alumni. Memberikan edukasi juga bahwa apa pun yang telah disampaikan di Pesantren wajib di jaga almamaternya dan ajarannya,”tambanya.
Baca Juga:Sebanyak 82 Guru SD dan SMP di Kabupaten Cianjur, Ikuti Sicakep di SMA 5 Bandung
Dikatakannya,untuk pembuatan film Alumni tersesat ini dikerjakan selama kurang lebih 40 hari, yang lokasi shotingnya di sekitar Pondok Pesantren. Yang terlibat di film ini ada, sebanyak 20 orang dan itu Alumni, tidak melibatkan dari luar, kebetulan yang menyutradarai film itu saya sendiri termasuk ada beberapa Alumni yang membuat naskahnya.
“Ini tujuannya untuk memberikan supaya lola fikir atau imajinasi para Alumni ini tereksplorasikan bahwa santri atau pun keluaran Pesantren tidak hanya, serta merta menguasai tentang kitab kuning tetapi juga bisa menguasai tentang media,”ujar Pimpinan Pondok Pesantren Al Mukhtariyah, Bubung Nizar.