Baca Juga:Jelang Tahun Ajaran Baru 2025-2026, Pemkot Bandung Godok Sistem PPDB Menjadi SPMB
“Zakat memiliki potensi besar untuk menjadi bagian dari solusi pembangunan daerah. Namun, hal itu hanya dapat tercapai jika ada kolaborasi dan keselarasan dengan program-program pemerintah. Kami berharap, BAZNAS di daerah dapat menjadi mitra aktif pemerintah dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan,” lanjutnya.
Dalam forum ini, sejumlah agenda strategis dibahas secara mendalam. Di antaranya adalah: penguatan tata kelola kelembagaan zakat yang akuntabel dan transparan, peningkatan kualitas layanan kepada mustahik dan muzakki, pemanfaatan teknologi digital dalam pelayanan zakat, serta penyelarasan program pemberdayaan ekonomi dengan RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) di masing-masing daerah.
Para peserta FORSILPIM juga melakukan diskusi kelompok untuk membahas berbagai tantangan yang dihadapi BAZNAS di daerah, seperti keterbatasan SDM, regulasi yang belum seragam, serta masih terbatasnya literasi zakat di masyarakat. Dari hasil diskusi tersebut, dirumuskan sejumlah rekomendasi yang akan ditindaklanjuti oleh BAZNAS Jabar bersama BAZNAS kabupaten/kota.
Baca Juga:Pelajar SMA Taruna Nusantara Kunjungi STIK Polri, Kenali Dunia Kepolisian Lebih Dekat
Kegiatan FORSILPIM juga menjadi momentum penting untuk menyampaikan evaluasi program selama tahun 2025 serta memproyeksikan rencana kerja bersama ke depan. Dengan terselenggaranya FORSILPIM ini, BAZNAS se-jawa barat menegaskan posisinya sebagai penggerak utama zakat di daerah yang siap bersinergi dengan seluruh stakeholder dalam mewujudkan keadilan sosial dan kesejahteraan umat.(**)