“Tetapi di balik itu semua begitu banyak hal yang harus di evaluasi,karna fakta di lapangan saat ini.Hampir 80 persen dapur MBG regulasinyah di monopoli oleh kaum borjuis,”ungkapnya.
Dikatakanya, skema kapitalisme di terapkan, lingkungan sekitar dan masyarakat hanya di jadikan alat produksi,di atas mereka ada kaum borjuis sang pemilik modal dan saham.Dalam kapitalisme nilai lebih (surplus value) yang di hasilkan pekerja tidak mereka nikmati sendiri di ambil oleh pemilik modal serta keuntungan.
Baca Juga:Kepala Sekolah H.Yonandi: Milad SMA Negeri 1 Tasik Ke-69, Targetkan Meraih Juara Gapura Panca Waluya
“Maka semakin produktif buruh semakin kaya bosnyah,”ujar Ketua GAM Kabupaten Tasikmalaya.
Dijelaskannya, Inilah piramida kapitalisme dapur MBG kaum buruh, borjuis, aparat, agamawan, negara, dan king cafital.Tampa disadari dari mulai SPPG ‘kaum buruh yang bekerja mereka terikat oleh rantai borjuis MBG.
“Kaum buruh tak mempunyai modal,yang mereka punya hanya tenaga kerja, tanpa kerja mereka tak bisa bertahan hidup inilah yang di maksud “Rantai”.Oleh karna itu tolong libatkan masyarakat sekitar dalam hal kecil misal suplayer bahan untuk makan di dapur MBG jangan di monopoli juga oleh kaum borjuis,”kata Ustadz Hadist Munawir Alasy’ari Ketua GAM Kabupaten Tasikmalaya.