“Targetnya 250 sarjana, sementara jumlah desa hanya 183. Artinya, satu desa bisa memiliki lebih dari satu sarjana. Kami dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat sangat mengapresiasi program ini dan sedang mempertimbangkan untuk mereplikasi ke kabupaten/kota lainnya,” kata Sekda Herman.
Sekda Herman menambahkan bahwa program ini sangat penting untuk memutus rantai kemiskinan. Dengan pendidikan yang baik, anak-anak dari keluarga miskin diharapkan dapat memiliki kehidupan yang lebih baik dari orang tuanya. Beliau juga menyinggung program Sekolah Rakyat yang akan disinergikan dengan program “Satu Desa Satu Sarjana” untuk mencapai tujuan yang sama.
“Jawa Barat memiliki angka kemiskinan 7,02 persen, dan kami akan terus berupaya menurunkannya hingga menjadi yang terendah di Indonesia pada tahun 2029,” tegas Sekda Herman.
Dalam acara tersebut, dilakukan juga penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara PKH dengan sejumlah lembaga pendidikan, di antaranya: Politeknik Jatiluhur, Politeknik Bakti Asih Purwakarta, UPI Purwakarta, STIKES Holistik, Universitas Karta Mulya, STIKES Evarina Etaham, STIE Wikara, Unismu, STT Wastukencana dan Rumah Tahfiz Quran.
Di tempat yang sama, Korkab II SDM PKH Kabupaten Purwakarta, Agus, berharap dengan kegiatan ini bisa menambah sinergitas antara Pemda Purwakarta, Pemrov Jabar dan juga para pendamping PKH, agar ke depan bisa sama-sama bahu-membahu mengatasi kemiskinan yang ada di Kabupaten Purwakarta melalui jalur pendidikan melauii kerjasama dengan semua kampus yang ada di Kabupaten Purwakarta.
“Saya sebagai koordinator sangat mengapresiasi atas kehadiran Sekda Jawa Barat dan juga apresiasi kepada Bupati Purwakarta Om Zein serta kepada semua stakeholder yang mendukung kegiatan ini. Kegiatan ini bukan hanya sementara saja tapi ini merupakan etalase dari semua kegiatan rangkaian kegiatan pendamping PKH yang dari tahun ke tahun terus mengupayakan membawa masyarakat Purwakarta menuju sejahtera,” demikian Agus.