“Kalau secara pribadi, ini medali emas saya yang ketujuh. Seluruhnya raihan untuk projek sains di olimpiade internasional,”ujar Zahran.
Kami senang bisa meraih medali kembali,bisa membawa nama baik Indonesia di kancah internasional.
Baca Juga:Meriah! HUT Bhayangkara Ke-79, Polres Tasik Kota Gelar Olahraga Bersama Lintas Sektor
Ujar para siswa tersebut menuturkan pengalaman saat proses seleksi di tingkat nasional pun tidaklah mudah, hingga akhirnya bisa mewakili Indonesia di ajang internasional.
Kami sanggat bangga menjadi pengalaman yang luar biasa, berdiri di panggung internasional, membawa bendera merah putih, dan mendengar nama Indonesia disebut sebagai juara pertama adalah momen yang tak akan pernah kami lupakan. “Sekaligus membuktikan bahwa pelajar dari Indonesia mampu bersaing,”Ujar para siswa.
“Projeknya tersebut akan terus disempurnakan dan dikembangkan hingga bisa dimanfaatkan di tanah air” kata mereka.
Baca Juga:Diduga Terkait Kasus Korupsi Proyek PJU, Kantor Dishub Kabupaten Cianjur Digeledah Kejari Cianjur
Menurutnya,pemanfaatan limbah tulang ayam yang dijadikan serbuk atau tepung tersebut dapat memperkuat struktur beton batu bata. dari bahan dasar berupa limbah organik yang ramah lingkungan,yang bisa mengurangi limbah yang ada.
Projek limbah tulang ayam yang kita kembangkan,berawal dari banyaknya limbah tulang yang tidak bermanfaat. Kami mencoba meneliti tulang tersebut, kami buat serbuk dan kami teliti kandungannya, akhirnya dari serbuk tulang tersebut,bisa di menjadi bahan penguat batu bata atau beton komposit yang ramah lingkungan.
“Kami harapkan hasil penelitian, kami ini bisa bermanfaat di tanah air,”harapan ketiga siswa tersebut.