“Kami ingin mengingatkan masyarakat Purwakarta bahwa air adalah sumber kehidupan. Tanpa air kita tidak bisa hidup, tapi air tetap akan mengalir meski tanpa kita. Jadi tugas kita menjaga dan merawatnya,” ucap Om Zein.
Kegiatan dilanjutkan dengan napak tilas ke Muru Indung Cai, berangkat dari Taman Sri Baduga menuju mata air Cibulakan. Napak tilas ini bertujuan mengingatkan pentingnya menjaga mata air, pohon-pohon di sekitarnya, dan aliran airnya.
“Cibulakan merupakan sumber air bagi Taman Air Mancur Sri Baduga, sehingga pelestariannya sangat krusial. Mata air ini bukan hanya sumber kehidupan, tetapi juga mengairi persawahan dan kebun di sekitarnya,” kata Om Zein.
Baca Juga:BRImo FSTVL 2024, Serahkan Hadiah Utama Kepada Nasabah Terpilih di BRI Regional IX Bandung
Lebih dari sekadar perayaan, Pemkab Purwakarta ingin menggunakan momentum ini untuk mengajak masyarakat kembali pada nilai-nilai budaya dan karakter luhur. Nilai-nilai seperti silih asah, silih asih, dan silih asuh, saling belajar, saling menyayangi, dan saling mengasuh, diharapkan dapat tertanam kembali dalam kehidupan masyarakat Purwakarta.
Upaya ini diwujudkan dengan berbagai imbauan, mulai dari menjaga kebersihan saluran air di perkotaan hingga mendorong penanaman pohon dan penebangan yang bijak di pedesaan.
Om Zein menyadari pentingnya langkah proaktif ini, mengingat tantangan perubahan iklim, curah hujan yang tinggi, dan kepadatan pemukiman yang semakin meningkat. Pembangunan dan pelestarian lingkungan, baginya, harus berjalan seiring dan seimbang.
Perayaan Hari Jadi Purwakarta bukan sekadar seremonial belaka, tetapi sebuah refleksi dan komitmen untuk membangun masa depan yang lebih baik, berlandaskan nilai-nilai budaya dan kelestarian lingkungan. Semoga semangat ini terus membara dan membawa Purwakarta menuju kemajuan yang berkelanjutan.