Dan kebersamaan yang kita bangun han ini semakin bermakna karena dilaksanakan di tempat yang sarat sejarah dan budaya, yakes Gedung Kesenian Dadaha, Permithan lokasi di Gedung Kesenian Dadaha ini sungguh tepat. Gedung ini bukan hanya sebuah tempat melainkan juga saksi sejarah dan simbol budaya masyarakat Tasikmalaya. Di sinilah nilai kebersamaan, seni, dan kearifan lokal tumbuh dan berkembang.
Kegiatan lomba menyanyi dan bazar yang digelar han ini menjadi bukti nyata bahwa PWRI tidak hanya merayakan kebersamaan, tetapi juga ikut serta menggerakkan ekonomi lokal. Terima kasih kepada seluruh panitia, peserta, dan masyarakat yang hadir, karena melalui kegiatan ini kita turut meningkatkan perputaran ekonomi, terutama bagi UMKM di Kota Tasikmalaya.
Dan tentu, dari lomba menyanyi yang diselenggarakan, kita berharap lahir bibit-bibit unggul dari Kota Tasikmalaya yang kelak akan mengharumkan nama daerah kita, baik di tingkat lokal, nasional, maupun bahkan internasional.
Baca Juga:Sinergi Pusat-Daerah, Komisi V DPR RI Dukung Penuh Percepatan Infrastruktur Purwakarta
Mari kita jadikan momentum HUT PWRI ke-63 ini sebagai semangat baru untuk terus menjaga persaudaraan, memperkuat kontribusi, dan meneguhkan peran PWRI sebagai mitra strategis pemerintah dalam mewujudkan Kota Tasikmalaya yang religius, nyaman,dan membanggakan untuk kita semua,”katanya.
Sementara, Ketua Persatuan Wredatama Republik Indonesia (PWRI) Kota Tasikmalaya, H Rahmat Kurnia menjelaskan kegiatan yang diadakan saat ini adalah dalam rangka Hari Ulang Tahun PWRI yang ke-63 yang diisi dengan Festival lomba menyanyi solo dan paduan suara.
Kegiatan ini merupakan kegiatan yang kedua kalinya kami adakan di mana, sebelumnya kami mengadakan pada tahun 2023, ini agenda rutin yang diadakan dua tahun sekali.
Baca Juga:Kadis Diskominfo H.Yosep Nugraha Buka OKK PWI Kabupaten Bandung, Sampaikan Ini
“Untuk paduan suara diikuti peserta dari 5 Kecamatan, sedangkan untuk menyanyi solo ada sebanyak 27 orang,”jelasnya.