Lalu, pada agenda Aksi Perencanaan Pemerintahan Desa dan Kelurahan Dalam Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten Purwakarta Tahun 2025, Norman juga mengungkapkan bahwa, penanganan stunting telah menjadi tanggung jawab bersama untuk mempersiapkan generasi-generasi mendatang bisa betul-betul menjadi generasi yang produktif, generasi yang sehat, generasi yang cerdas.
“Agar bonus demografi itu betul-betul menjadi nilai tambah, menjadi manfaat tersendiri bagi bangsa dan negara kita Indonesia. Karena tidak semua negara mempunyai momentum seperti itu, angkatan kerja yang tinggi,” tuturnya.
Ke depan, Purwakarta bahkan secara umum Indonesia, memerlukan angkatan kerja yang produktif, sebagai inti dari bonus demografi.
Baca Juga:Polres Subang Gelar Press Release Ungkap Kasus Pembunuhan Berencana, Satu Tersangka Diamankan
“Dan lebih daripada itu, ini juga ada kaitannya dengan bagaimana upaya-upaya mewujudkan Indonesia Emas di 2045. Karena pada 2045 nanti Indonesia akan berusia 100 tahun dan diharapkan Indonesia sudah bisa berdiri sama tinggi, duduk sama rendah dengan negara-negara adidaya di dunia lainnya,” ujarnya.
Norman juga mengungkapkan, jika generasi muda Indonesia tidak produktif, tidak sehat, tidak cerdas, tentu akan menjadi persoalan tersendiri. “Dalam kaitan itu dengan kita di Purwakarta, sebenarnya kita sudah punya mekanisme bagaimana kita menangani stunting. Karena stunting merupakan isu saat ini tidak hanya secara lokal, tapi juga secara nasional,” ujarnya.
Atas nama Bupati Purwakarta, Norman juga mengungkapkan apresiasi dan terimakasih kepada semua jajaran Pemkab Purwakarta terlebih Dinas Kesehatan yang telah bekerja dengan baik dalam penanganan masalah stunting di Kabupaten Purwakarta. “Kami ucapkan apresiasi dan terimakasih kepada semua pihak yang telah bekerja keras dalam penanganan masalah stunting,” kata Norman.
Baca Juga:Bupati dan Wakil Bupati Muara Enim Serahkan Bantuan PMT untuk Balita dan Ibu Hamil
Norman memastikan jajarannya akan terus berupaya menekan angka stunting di wilayah Kabupaten Purwakarta. “Yang sudah terdampak betul-betul bisa dikurangi, yang potensi terdampak betul-betul bisa dicegah,” demikian Norman Nugraha.

