Sementara, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Purwakarta, Didi Garnadi menjelaskan, Job Fair 2025 merupakan program yang ketiga kalinya yang digelar jajarannya. Menurut Didi, program tersebut cukup efektif untuk mengikis angka pengangguran di wilayah ini.
“Kegiatan di tahun ketiga ini bertema Job Fair Hybrid. Yang membedakan tahun ini konsepnya dibagi menjadi dua kategori yakni, untuk offline dan online, “ujar Didi.
Baca Juga:Pemkab Ciamis Kembali Terima Bantuan Alsintan dari Kementan, Bupati Herdiat Targetkan Ini
Dalam kegiatan Job Fair tersebut, pihaknya berencana menggandeng 40 perusahaan, baik yang ada di Kabupaten Purwakarta, daerah lain hingga perusahaan luar negeri yang sedang membuka lowongan pekerjaan. Untuk Job Fair tahun ini tersedia 3.030 peluang kerja, “jelasnya.
Menurut Didi, program Job Fair menjadi salah satu ikhtiar jajarannya secara formal untuk mengurangi tingkat pengangguran. Yakni, dengan membuka lowongan kerja seluas-luasnya melalui langkah kerjasama dengan puluhan perusahaan.
Terkait konsep dengan pola offline. Didi menuturkan pihaknya menyiapkan untuk 3.500 pendaftar. Teknisnya dari jumlah pendaftar tersebut akan dibagi menjadi 5 sesi. Dengan begitu setiap sesi ini untuk melayani 700 pencari kerja. Selain dengan konsep offline kita juga siapkan yang online, “kata Didi.
Terkait konsep online lanjutnya, nanti masyarakat yang telah mendaftar akan diarahkan untuk masuk ke Website SIMPI Purwa yang akan dibuka saat pelaksanaan Job Fair nanti.
Mungkin ada yang bertanya-tanya apa bedanya konsep offline dan online?. Didi juga menjelaskan secara umum tidak ada bedanya. Semua pendaftar akan terlayani dengan maksimal. Kalau offline berarti itu yang memilih datang ke lokasi Job Fair. Kalau yang online, itu tak perlu datang dan cukup melalui website. Tapi pelayanannya tetap sama, “ujarnya.
Dengan kata lain, dari jumlah warga yang mendaftar itu nantinya hanya 3.500 orang saja yang akan dilayani secara offline, sisanya melalui cara online.
Sebagai tambahan informasi, Didi mengatakan kegiatan Job Fair ini sengaja dilakukan jajarannya untuk beberapa hal. Pertama, untuk memutus mata rantai percaloan dan pungutan liar dalam rekrutmen lowongan kerja. Dengan Job Fair, semua terbuka. Para pencari kerja bisa langsung berinteraksi dengan pihak perusahaan. Kalau memang memenuhi syarat, tak menutup kemungkinan bisa langsung diterima,” ucapnya.
Dengan begitu, kegiatan ini cukup efektif. Disamping untuk menekan angka pengangguran, juga untuk memutus rantai praktik pungli. “Job Fair ini kita hanya memfasilitasi pertemuan antara pencari kerja dengan pemberi kerja atau perusahaan. Untuk selanjutnya silahkan perusahaan punya mekanisme sendiri termasuk tahapan seleksinya,”pungkas Didi Garnadi.