Upaya Bekali Dosen, Universitas Riau Gelar Signs Language Workshop for Lecturers

Baca Juga:Beberapa Pesan Disampaikan Wali Kota Viman di Kegiatan Pelantikan Dewan Pengurus APKESMI Cabang Kota Tasik

Kegiatan menghadirkan dua narasumber kompeten, yaitu Natta Riviana, SPd,MPd, selaku Fasilitator Pendidikan Inklusif Nasional, serta Muryanti, SPd, MSc, selaku Instruktur dari SUN Education Pekanbaru.

Sementara itu, Natta Riviana dalam pemaparannya mengangkat tema mengenai pengenalan bahasa isyarat dan komunikasi dasar.

Menurutnya, bahasa isyarat alami yang digunakan oleh komunitas Tuli bukanlah bahasa yang diseragamkan, melainkan bentuk komunikasi yang menjadi bagian dari identitas budaya Tuli, yang mencakup gestur tubuh, ekspresi wajah, dan gerak bibir.

Baca Juga:Sempat Buron Selama 2 Tahun, Kejati Jabar Akhirnya Tangkap Seorang Mantri Pelaku Korupsi KUR BRI Cabang Ciamis Rp. 9 Milyar

“Bagi penyandang disabilitas, terdapat etika dan kebiasaan tertentu dalam berinteraksi, seperti cara berkenalan, menarik perhatian, menjaga kontak mata, hingga memperhatikan jeda waktu dalam percakapan. Hal-hal ini penting dipahami untuk menciptakan komunikasi yang inklusif,” jelas Natta.

Kemudian, Muryanti, SPd, MSc, yang membahas urgensi penggunaan bahasa isyarat di perguruan tinggi. Ia juga memandu simulasi percakapan dan etika berkomunikasi dengan teman Tuli.

“Penguasaan bahasa isyarat bukan sekadar keterampilan, melainkan bentuk nyata penghormatan terhadap hak berkomunikasi kaum Tuli. Perguruan tinggi sebagai agen perubahan harus menjadi pelopor lingkungan akademik yang aksesibel dan setara,” tegasnya.(Sumber Mediacenter Riau)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *