Pewarta:H Amir.
Kota Tasik,Hallo Berita Online.Com-
Universitas Perjuangan (UNPER) Tasikmalaya mengadakan kegiatan tasyakuran milangkala Universitas Perjuangan Tasikmalaya yang ke-11 tahun,di Gedung Mashidi UNPER, Jum’at (17/10/25).
Dalam sambutannya, Rektor Universitas Perjuangan (UNPER) Tasikmalaya,Dr. H.D Yadi Herjadi, Ir.,M.Sc, menyampaikan sebelas tahun bukan sekadar angka. Ini sebuah momentum penuh makna, di mana kita menapak tilas perjalanan yang penuh perjuangan, pengorbanan, dan harapan.la adalah simbol kedewasaan lembaga, sekaligus pengingat akan semangat awal berdirinya UNPER semangat perjuangan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, membangun sumber daya manusia unggul berbasis kearifan lokal, dan mengangkat martabat Tasikmalaya di kancah nasional maupun internasional.
“Kita patut bersyukur, bahwa semangat “perjuangan” bukan hanya menjadi nama universitas ini, tetapi juga menjadi jiwa dan identitas kita bersama. Dalam bahasa Sunda, perjuangan dapat dimaknai sebagai “ngarandang jalan sanajan beubeunangan, ngarah ngahontal kahadean.” Artinya kita terus melangkah, meski jalan terjal, demi mencapai kebaikan yang lebih tinggi,” ungkapnya.
Menurutnya,dalam sebelas tahun ini, Universitas Perjuangan telah tumbuh menjadi lembaga pendidikan tinggi yang diperhitungkan,beberapa indikator diantaranya:
-Dosen dan mahasiswa kita berprestasi dalam penelitian, inovasi, dan kompetisi nasional.
-Program pengabdian masyarakat kita semakin dirasakan manfaatnya oleh desa-desa binaan.
-Kerja sama dengan dunia industri, pemerintah, dan universitas luar negeri terus meningkat.
Baca Juga:Bupati Subang Lantik Tiga Belas Pejabat Tinggi Pratama dan Empat Kepala UPTD Puskesmas,Tegaskan Ini
“Namun, dengan berbagai prestasi yang telah kita capai ini kita tidak boleh berhenti.”Henteu Seperti pepatah Sunda yang bijak mengatakan: meunang cicing dina kamulyaan, sabab kamulyaan téh kudu dijaga ku amal jeung pangabisa.” Artinya, kita tidak boleh berhenti pada kebanggaan, karena kebanggaan harus dijaga dengan kerja keras dan karya nyata,” terangnya
Lebih lanjut,Yadi Herjadi mengatakan, orang Sunda mengajarkan bahwa hidup yang baik adalah hidup yang memberi manfaat.”Hirup téh ulah saukur hirup, tapi kudu bisa ngahuripkeun.” Hidup bukan sekadar hidup, tapi harus bisa menghidupkan memberi makna bagi orang lain.
Filosofi ini selaras dengan semangat Tri Dharma Perguruan Tinggi: pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
Maka, di Milangkala ke-11 ini, mari kita tanyakan pada diri masing-masing:
– Apakah ilmu yang kita ajarkan sudah menghidupkan semangat mahasiswa untuk berkarya?
– Apakah riset yang kita lakukan sudah memberi solusi bagi masyarakat?
– Apakah kehadiran kita di kampus ini sudah menjadi sumber inspirasi dan perubahan?
-Tantangan dunia pendidikan semakin kompleks.
Baca Juga:Pemkab Sumedang Tangani Genangan di Cihamerang,Tunggu Penanganan Permanen dari Kementerian PU
Kita menghadapi era disrupsi digital, perubahan iklim global, dan persaingan sumber daya manusia yang sangat ketat.
Sebagai Lembaga yang solid, Universitas Perjuangan, tidak boleh hanya menjadi pengikut. Kita harus menjadi penggerak perubahan.
Tantangan bagi kita ke depan adalah:
– Meningkatkan mutu akademik dan riset menuju standar internasional.
– Memperkuat karakter dan kejuangan mahasiswa, agar mereka tangguh menghadapi masa depan.
– Mengintegrasikan kearifan lokal Sunda dalam inovasi dan pengembangan keilmuan modern.
Baca Juga:Pemda Cianjur Siapkan Relokasi Ratusan Pedagang di Pasar Induk Cianjur
Karena kita percaya, globalisasi tanpa akar budaya akan membuat kita tercerabut dari jati diri.
Sebaliknya, kearifan lokal tanpa inovasi akan membuat kita tertinggal. Maka keseimbangan yang kita pilih “ngajaga akar bari ngawangun jangjang” harus menjadi pegangan kita di UNPER.

