“RSUD ini tidak hanya mencerminkan kapasitas layanan yang lebih lengkap dan spesifik, tetapi juga menjadi wajah Kota Tasikmalaya dalam menjawab kebutuhan kesehatan masyarakat lintas daerah. Reputasi ini adalah kehormatan besar namun juga tanggung jawab yang menuntut keseriusan, konsistensi, dan inovasi tanpa henti. (Data pasien yang dirawat di RSUD pada 2024 yaitu berjumlah 19.000),”imbuhnya.
Kita menyadari,ucap Viman, bahwa saat ini telah tumbuh banyak rumah sakit swasta di Kota Tasikmalaya. Fenomena ini seharusnya tidak dipandang sebagai kompetitor, tapi pemantik semangat bagi RSUD untuk terus berbenah dan berlari lebih cepat serta harus mampu menjaga kualitas, kepercayaan, dan profesionalitas pelayanan yang selama ini telah dibangun.
Baca Juga:Pemkab Purwakarta Gelontorkan Anggaran 12 Miliar untuk Implementasikan Program Imah Alus
“Kepada para tenaga kesehatan dan seluruh insan RSUD, saya ingin menyampaikan pesan khusus: Jagalah marwah profesi.Jangan lelah menjadi pelayan kehidupan. Dalam setiap sentuhan medis, dalam setiap kata yang menenangkan pasien, disanalah letak kemuliaan pekerjaan ini,”sambungnya.
Dikatakannya, dalam konteks kebijakan daerah, ada dua program yang sangat erat kaitannya dengan rumah sakit, yaitu Tasik Melayani dan Tasik Nyaman. RSUD dr. Soekardjo harus menjadi simbol dari keduanya: melayani dengan hati dan profesionalitas, serta menjadi tempat yang nyaman bagi pasien dan keluarga, baik dari sisi fisik bangunan maupun suasana batiniah yang penuh empati.
Saya juga ingin menegaskan bahwa pemerintah harus hadir dan tidak boleh abai. Tidak boleh lagi ada masyarakat yang merasa ditolak atau dipersulit dalam mendapatkan layanan. Jangan ada lagi pasien yang ditolak, maka dari itu harus diselesaikan dengan administratif yang baik agar masyarakat tetap mendapatkan haknya untuk sehat. Karena sesungguhnya, keberpihakan kita diukur dari keberanian untuk membela mereka yang paling rentan.
“Data mencatat, saat ini terdapat dua bangunan penting yang belum rampung di RSUD, yakni Gedung Tulip lantai 4-5 dan Gedung Poliklinik. Ini menjadi perhatian serius. Kita akan kawal bersama agar pembangunan tersebut bisa segera diselesaikan, sehingga rumah sakit ini benar-benar siap menghadapi tantangan pelayanan kesehatan modern. (Opsional),” jelasnya.
Sementara itu, Dirut RSUD dr Soekardjo, dr Budi Timardi menyampaikan, bahwa, RSUD dr Soekardjo itu merupakan rumah sakit type B dan berdiri sejak tahun 1925. Sehingga, kini usianya sudah tidak terasa telah mencapai 100 tahun atau 1 abad lamanya.
“Tentunya masih banyak yang harus dilakukan dan itu menjadi PR. Mohon, dukungannya saja dari Pak Walikota dan DPRD. Agar, ke depannya itu lebih baik lagi terkait pelayanan dan bisa menjadi garda terdepan kesehatan,”kata Dirut RSUD dr Soekardjo, dr Budi Timardi.