Nah kalau misalnya UPTD Dadaha tidak terus PLT seperti saat ini mudah-mudahan pak Wali segera menunjuk, nanti mungkin akan bisa membuka ruang untuk pihak ketiga pengelolaannya atau diswakelola tau bagaimanalah supaya GCC ini betul-betul bisa dipegang oleh profesional dan bisa menjadi bagian dari bisa disamakan bisa jadi salah satu sumber PAD selain sumber untuk berkreatifitas anak-anak sineaa perfilman di kota Tasikmalaya.
Satu hal lagi kita sudah membuat komunikasi dengan pihak stasiun televisi saya secara pribadi sudah ke ph perusahaan film juga sudah langsung ketemu dengan Chand Parwez kebetulan lahir di Tasik orang Tasik saya sudah sampaikan juga bahkan ujung-ujungnya saya diminta main sinetron tapi saya tolak karena resistensinya hari ini tidak memungkinkan Saya sudah sampaikan dengan harapan mereka suting di kita.
Mudah mudahan FTV itu suting di kita paling cuman bawa artis 5 orang sisanya kan orang Tasik berarti ada perputaran ekonomi di kota gitu, makan di kita tidur di kita. Itu targetnya harapannya dan paling utamanya itu mudah-mudahan masyarakat sineaa tasik pun ikut belajar untuk berkenalan memperluas jaringan mungkin dengan mereka termasuk musisinya siapa tahu bisa ada yang ngisi untuk film dan segala macam itu targetan targetan dilakukan.
Memang saat ini masih belum ada yang realisasi tapi Kebetulan saya sudah langsung ketemu mereka semua baik untuk Kementerian seni dan perfilman pertunjukan saya sudah ketemu juga dengan Chand Parwez tinggal terus kayaknya harus terus continue untuk menyampaikan hal ini supaya bisa segera terealisasi.
Ternyata Starvision juga ada keterbatasan kemarin itu problem nya takutnya ke televisi jaringannya karena televisi sekarang sedang tidak baik-baik saja lah ya kalah oleh media sosial dan saya sudah langsung depan mereka menghubungi staaiun tv , mereka nya sudah akan memikirkan hal itu supaya bisa ada kegiatan-kegiatan untuk warga kota Tasikmalaya.
“Berikutnya pun ke KDM saya sudah juga menyampaikan tentang beberapa konsep ide yang bisa dibuatkan di Tasik berkaitan dengan perfilman yaitu supaya ada sosialisasi tentang apa sih nyaah ka indung teh, apa sih satgas premanisme teh apa sih barak militer teh. Dalam setiap film. Supaya orang tahunya reason tadi programnya. Tapi sebelumnya ada reason dulu kenapa sih ada layar itu cuma hal ini sudah direspon baik oleh Bapak KDM cuma memang regulasinya yang belum tepat sehingga saya harus kembali ke Bandung untuk menolak itu dulu sementara karena regulasinya belum ada regulasi ini regulasi tentang terutama tentang penayangan nya, “pungkasnya.