Dalam konteks ini, kehadiran Yayasan Ar-Raudhah Paseh 153 menjadi bukti bahwa komunitas Islam di Tasikmalaya masih menyala nuraninya. Di tempat ini, kepedulian bukan hanya wacana, tetapi menjadi aksi nyata.
Saya atas nama pribadi dan Pemerintah Kota Tasikmalaya menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya kepada panitia, donatur, dan seluruh pihak yang terlibat. Insya Allah, setiap senyum yang tumbuh dari wajah anak-anak yatim hari ini akan menjadi keberkahan bagi kita semua.
Jangan pernah merasa sendiri. Jangan merasa kurang berharga. Karena dalam sejarah Islam, Rasulullah SAW pun adalah yatim. Namun dari pelukan sang ibu, dari bimbingan sang kakek, dan dari kasih sayang masyarakatnya beliau tumbuh menjadi pemimpin dunia.
Jangan meremehkan siapa pun, sebab kadang seseorang yang tak dianggap itu, justru menyimpan mutiara dalam jiwanya.” Sayyidina Ali bin Abi Thalib
Maka tersenyumlah hari ini. Bukan hanya karena kalian diberi santunan, tapi karena kalian disayangi oleh masyarakat, dan yang lebih utama: oleh Allah SWT.
Sebagai bagian dari upaya membangun masa depan yang Qur’ani, Pemerintah Kota Tasikmalaya saat ini tengah mematangkan program SI OHAN HAFIZH-yaitu gerakan menghadirkan minimal satu hafizh di setiap kelurahan. Ini bukan proyek pemerintah semata, tapi bentuk tanggung jawab kolektif agar setiap anak termasuk yatim punya akses menjadi generasi Qur’ani, kuat secara iman, dan teguh dalam akhlak.
“Mari kita jaga tradisi ini. Tradisi saling menguatkan. Sebab kebaikan itu tidak pernah usang, tidak pernah sia-sia. Dan anak-anak yatim ini bukan beban, tapi titipan. Mereka bukan kekurangan, mereka adalah peluang bagi kita untuk menjadi manusia seutuhnya,” pungkasnya.